Kota Kendari Tetapkan Status Siaga Darurat Kekeringan

343
Kota Kendari Tetapkan Status Siaga Darurat Kekeringan
Rapat koordinasi bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Kendari yang digelar di Aula Samaturu Kantor Balai Kota Kendari, Kamis (12/10/2023). (Foto : Istimewa)

LENSATENGGARA.COM, KENDARI – Pemerintah Kota Kendari menetapkan status siaga darurat kekeringan di Kota Kendari. Hal ini menyusul dampak kekeringan yang mulai dirasakan warga Kendari.

Penetapan status siaga darurat kekeringan ini ditetapkan dalam rapat koordinasi bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Kendari yang digelar di Aula Samaturu Kantor Balai Kota Kendari, Kamis (12/10/2023).

Rapat yang dipimpin Pj Wali Kota Kendari Asmawa Tosepu, didampingi Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sultra, Komandan Kodim 1417 Kendari dan Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Kendari, membahas dampak badai El Nino di Kendari.

Pj Wali Kota Kendari Asmawa Tosepu menjelaskan, penetapan status siaga darurat kekeringan ini ditetapkan karena dampak kekeringan sudah mulai dirasakan warga Kendari. Berdasarkan laporan camat dan lurah sebanyak 7 kelurahan mulai mengalami kesulitan air bersih, sehingga butuh penanganan dari Pemkot Kendari.

BACA JUGA :  Bappeda Kendari Gelar Musrenbang Penyusunan RKPD 2025

“Langkah-langkah yang dilakukan yakni memberikan suplai air bersih yang dilakukan oleh OPD, TNI Polri termasuk melibatkan PDAM kepada 7 kelurahan tersebut, dan sekarang sedang didata keluarga yang terdampak tersebut,” ungkapnya usai rapat bersama Forkopimda.

Sedangkan untuk meminimalisir dampak gagal panen terhadap 210 haktare sawah di kawasan Amohalo Kelurahan Baruga, Kecamatan Baruga, Kepala Biro Umum Kementerian Dalam Negeri ini, memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk menggunakan 3 dari 5 mesin pompanya untuk mengalihkan air ke kawasan persawahan Amohalo Kecamatan Baruga.

BACA JUGA :  Ribuan Orang Bersih-bersih Teluk Kendari di Hari Peduli Sampah Nasional

“Untuk kawasan, lahan-lahan yang masih produktif yang masih bisa kami selamatkan, kami selamatkan terlebih dahulu itu prioritas,” ungkapnya.

Badai El Nino merupakan fenomena alam yang terjadi ketika suhu permukaan laut di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur mengalami peningkatan. Fenomena ini dapat menyebabkan kekeringan di wilayah Indonesia, termasuk Kendari.

Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badai El Nino ini masih berlangsung hingga awal 2024. (*)