![Lensa Tenggara](https://www.lensatenggara.com/wp-content/uploads/2024/04/space_header_iklan.jpg")
LENSATENGGARA.COM, KENDARI – Pemerintah Kota Kendari menggelar upacara peringatan Hari Lahir Pancasila ke-79 di Lapangan Upacara Balai Kota Kendari, Sabtu (1/6/2024). Upacara berlangsung khidmat dan penuh semangat dengan mengangkat tema “Pancasila Jiwa Pemersatu Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045”.
Upacara diawali dengan pengibaran Bendera Merah Putih oleh pasukan pengibar bendera Kota Kendari yang disusul dengan pembacaan teks Pancasila oleh Ketua DPRD Kota dan UUD 1945 oleh Asisten II. Camat Kadia bertindak sebagai pemimpin upacara.
Pj Wali Kota Kendari, dalam sambutannya yang membacakan pidato Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), menyampaikan bahwa Pancasila harus senantiasa dijiwai dan dipedomani sebagai ideologi yang bekerja dan dirasakan manfaatnya oleh seluruh rakyat Indonesia.
“Lebih dari sekadar regulasi, Pancasila harus diwujudkan dalam etika, integritas, dan karakter para pemimpin dan rakyat Indonesia,” tegasnya.
Di era digital ini, Pj Wali Kota juga mengajak masyarakat untuk memanfaatkan teknologi dengan bijak untuk menyebarkan konten positif yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Pancasila, lanjutnya, menjadi kunci untuk menghadapi berbagai tantangan bangsa, termasuk dalam menyongsong bonus demografi dan krisis global.
“Dengan semangat Pancasila yang kuat, saya yakin seluruh tantangan dapat diatasi. Keberhasilan Indonesia menjaga stabilitas ekonomi, sosial, dan politik di tengah krisis global merupakan sumbangsih gotong royong seluruh anak bangsa yang berlandaskan Pancasila,” tambahnya.
Upacara ini dihadiri oleh Forkopimda, camat lurah, ASN dan calon ASN, serta pasukan dari TNI Polri. Para pejabat tinggi pratama dan pejabat administrator turut memeriahkan acara dengan mengenakan pakaian adat daerah.
Peringatan Hari Lahir Pancasila ini menjadi momentum penting untuk meneguhkan kembali komitmen bangsa dalam menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan pedoman dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (*)
